You don't have javascript enabled. Good luck with that.
Pencarian
Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta tidak melarang mereka yang ingin datang ke Jakarta pasca lebaran untuk mengadu peruntungan..
photo Yopie Oscar - Beritajakarta.id

Basuki: Pendatang Tinggal di Pinggir Sungai Dipulangkan

Sudah menjadi tradisi, setiap pasca Lebaran Jakarta selalu diserbu pendatang baru dari berbagai daerah. Bahkan tahun ini, jumlah pendatang baru diperkirakan mencapai 68 ribu orang.

Silakan mengadu nasib di Jakarta. Kalau dia tinggal di pinggir sungai, ya kita pulangin

Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki T Purnama, mengatakan, sebagai ibu kota negara, Jakarta terbuka bagi siapapun yang ingin mencari penghidupan lebih baik. Pemprov DKI Jakarta, kata Basuki, tidak bisa melarang warga dari berbagai daerah datang ke Jakarta.

"Siapapun boleh datang Jakarta asalkan mematuhi aturan kependudukan yang berlaku," kata Basuki di Balaikota, Senin (4/8).

68 Ribu Pendatang Baru Bakal Datangi Ibu Kota

Pendatang baru yang ingin mengadu nasib di Jakarta tentu harus memiliki uang dan keterampilan bermanfaat sehingga tidak menjadi pengangguan di ibu kota. "Silakan mengadu nasib di Jakarta. Kalau dia tinggal di pinggir sungai, ya kita pulangin," tegas Basuki.

Dikatakan Basuki, Pemprov DKI akan konsen untuk menertibkan kawasan kumuh yang ada di ibu kota. "Semua yang tinggal di pinggir rel kereta, pinggir sungai, dan di kolong tol akan kita tertibkan," ungkapnya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Dukcapil DKI Jakarta Purba Hutapea menegaskan, Pemprov DKI tidak akan melarang pendatang untuk berbondong-bondong pindah ke ibu kota usai Lebaran. Namun pendatang diminta menaati sejumlah aturan kependudukan yang berlaku.‬

‪"Tidak bisa dilarang, ini kan ibu kota. Sama saja seperti orang Jakarta ke Bandung, Aceh, Medan tidak dilarang. Tapi harus ada aturannya. Boleh datang, tapi ada aturannya," tandasnya.‬

‪Ia menjelaskan, sejumlah aturan yang wajib dipatuhi para pendatang baru di Jakarta di antaranya pendatang dilarang  berdagang di kaki lima, dilarang tinggal di luar tempat yang ditentukan (misalnya di bantaran kali), serta larangan menjadi penyandang masalah kesejahteraan sosial (PMKS) seperti pengemis, gelandangan, dan anak jalanan.‬

‪"Kita sosialisasi aturan di bidang kependudukan dan jemput bola. Jika mereka melanggar, sanksi tegas penertiban akan diberlakukan dengan bekerja sama dinas terkait," jelasnya.‬

‪Ia menambahkan, pihaknya untuk sementara tidak akan menggelar Operasi Yustisi Kependudukan (OYK) di Jakarta. Sebagai penggati, Pemprov DKI Jakarta akan menggelar operasi Bina Kependudukan (Binduk).‬

‪"Dalam Operasi Binduk tidak ada KTP dan pengadilan tindak pidana ringan (tipiring) di tempat, seperti operasi yustisi kependudukan," tandasnya.‬

Berita Terkait
Berita Terpopuler indeks
  1. Kolaborasi Transjakarta - Telkomsel Tingkatkan Pelayanan bagi Pelanggan

    access_time19-12-2024 remove_red_eye1465 personAldi Geri Lumban Tobing
  2. Transjakarta Uji Coba Layanan 'Open Top Tour of Jakarta'

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1287 personAldi Geri Lumban Tobing
  3. Halte Simpang Pramuka dan Rawamangun Ditutup, Transjakarta Lakukan Penyesuaian Layanan

    access_time18-12-2024 remove_red_eye1071 personAldi Geri Lumban Tobing
  4. Kadishub Tegaskan Tidak Ada Penghapusan Layanan Transjakarta Setelah MRT Fase 2A Selesai

    access_time21-12-2024 remove_red_eye1012 personAldi Geri Lumban Tobing
  5. Semarak Christmas Carol di Jakarta Sambut Natal

    access_time18-12-2024 remove_red_eye984 personDessy Suciati